Globalisasi mendatangkan akibat yaitu
mudahnya nilai-nilai asing masuk ke dalam suatu negara atau wilayah. Indonesia
sebagai negara dunia ke tiga tidak lepas dari pengaruh asing. Dalam kehidupan
kita sehari-hari banyak kita temukan unsur-unsur asing yang masuk ke dalam
masyarakat Indonesia. Dari sisi pola hidup misalnya. Konsumerisme menjamur
hampir di setiap lapisan masyarakat. Sikap liberal juga berkemabang seiring
perkembangan jaman.
Namun yang harus kita cermati adalah sikap kita dalam menyambut
globalisasi. Hendaknya dalam menghadapi globalisasi tetap berpegang pada
nilai-nilai luhur yang diwariskan kepada kita. Nasib kearifan lokal terus
terancam oleh globalisasi. Perlahan-lahan namun secara pasti kearifan lokal
mulai tergerus oleh perkembangan jaman. Disadari atau tidak, masyarakat jawa
sudah mulai meninggalkan ritual-ritual yang berhubungan dengan alam, melupakan
pitutur luhur atau kata-kata bijak, dan menganggap mitos hanya seuatu
kebohongan.
Tidak hanya globalisasi, westernisasi pun juga turut mengancam kearifan
lokal. Bisa kita lihat bagaimana generasi muda saat ini meniru pola-pola hidup
yang bercondong ke negara-negara barat. Dari hal yang sederhana seperti musik
misalnya. Hanya sedikit dari generasi muda yang tahu akan musik tradisional dan
hanya segelintir yang mampu memainkan musik tradisional.
Perlu kita ketahui kearifan lokal memainkan peran yang sangat penting dalam
turut serta mengatur masyarakat karena di dalamnya melekat nilai-nilai yang
sudah mendarah daging. Setidaknya diperlukan sebuah usaha untuk menjamin
kearifan lokal agar tetap bertahan di tengah-tengah derasnya globalisasi dan
westernisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar