Mitos menjadi bagian dari sistem
kepercayaan masyarakat. Sistem kepercayaan yang dimiliki suatu masyarakat tentu
akan berpengaruh pula pada pola pikir dan tingkah laku yang nantinya berujung pada
cara-cara pengelolaan lingkungan.
Babad Tanah Jawa
Dalam penciptaan peradaban jawa tidak lepas dari mitos dan alam.
Diceritakan menurut Babad Tanah jawa, dahulu tanah jawa berupa
hutan rimba yang dihuni oleh sekelompok makluk halus. Kemudian manusia datang
dan membangun peradaban di Pulau Jawa. Manusia tersebut adalah seorang pendeta
dari kerajaan arab yang mendapatkan titah dari rajanya untuk membangun
peradaban di tempat tersebut, Ketika ingin menjalankan tugasnya, pendeta itu
didatangi Semar, tokoh wayang yang lucu dan bijak, sebagai pemimpin dari
makhluk halus di jawa. Semar
merasa keberatan dengan kedatangan pendeta itu karena anak cucunya takut dengan
ilmu dan agama yang dia miliki.
Namun pendeta tersebut tidak akan
menggangu mereka, jika mereka juga tidak menggangu manusia. Pendeta tersebut
memberikan penawaran kepada Semar untuk memerintahkan anak cucunya pindah ke
gunung dan laut selatan. Semar pun juga meminta kepada pendeta untuk
memperingatkan manusia untuk jangan merusak gunung dan laut selatan, karena itu
adalah tempat tinggal para penunggu tanah jawa. Jika manusia merusak tempat
tinggalnya, maka mereka akan menciptakn bencana sebagai balasan kepada manusia
yang merusak alam mereka. Di ceritakan perjanjian antara pendeta dengan semar menemui
kata sepakat sampai Pulau Jawa tumbuh peradabannya
Terlepas dari
benar tidaknya, mitos yang diceritakan dalam Babad Tanah Jawa tersebut
memberikan pelajaran kepada masyarakat bagaimana sikap manusia terhadap alam.
Meskipun dalam cerita tersebut terdapat unsur gaib, namun masyarakat terutama
yang bersifat tradisional relatif dapat mengikuti perintah yang secara tersirat
dalam cerita tersebut.
Bentuk-bentuk penghormatan kepada gunung dan hutan
sebagai ruang yang diyakini sebagai tempat yang “berpenghuni” dalam arti
terdapat kekuatan gaib atau istilahnya angker, ternyata
menciptakan cara berperilaku yang tidak jauh dengan prinsip konservasi. Dalam
prinsip konservasi yang dibutuhkan adalah rasa saling menghormati dan menjaga
alam. Masyarakat cenderung akan berpikir ulang jika melakukan kegiatan di
tempat-tempat yang dianggap angker. Mereka akan menjaga dan
menghormati tempat-tempat tersebut. Meskipun bentuk dari penghormatan tersebut
seringkali berupa ritual-ritual tertentu, namun dalam hal ini mampu menciptakan
sikap bijaksana untuk menghargai alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar