Rabu, 16 Januari 2013

Membangun Nilai Kearifan Lokal Indonesia melalui Peran Komunikasi



Pada umumnya, setiap negara mempunyai nilai kearifan lokal masing-masing. Dimana kearifan lokal ini menjadi cermin bagi suatu bangsa untuk bertindak. Nilai kearifan lokal yang diterapkan dalam kehidupan berbangsa, akan menjadikan bangsa tersebut istimewa. Adapun yang menjadi parameter sejauh mana bangsa itu dikenal dengan kearifan lokalnya dapat dilihat dari kemajuan bangsa itu sendiri.

Pada saat ini keberadaan negara maju yang tetap berpegang teguh pada nilai kearifan lokal masih dapat kita hitung dengan jari, sebutlah negara Jepang. Meskipun negara ini sering dihadapkan dengan berbagai masalah baik berupa bencana alam maupun pertikaian politik, tetapi dengan nilai kearifan lokal yang dimilikinya, Jepang mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Bentuk kearifan lokal yang dimiliki jepang adalah disiplin dan tertib. Dengannya Jepang mampu tampil sebagai negara yang maju.

Negara kita juga memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang apabila kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari berpotensi membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Nilai kearifan lokal yang menjadi warisan leluhur bangsa Indonesia adalah Gotong Royong. Dengan gotong royong akan membuat masyarakat semakin peka terhadap berbagai permasalahan bersama, munculnya rasa tanggung jawab bersama, dan timbulnya rasa empati baik antara masyarakat dengan pemerintah maupun antar-masyarakat itu sendiri.

Budaya gotong royong ini telah menunjukkan eksistensinya sebagai pemersatu bangsa. Hal ini dapat kita lihat pada sejarah bangsa Indonesia, yaitu ketika para terdahulu kita bahu-membahu melawan diktatornya penjajah demi terproklamasikannya kemerdekaan.
Untuk mengoptimalkan kinerja PT. Pos Indonesia sebagai salah satu komponen penjaga prinsip gotong royong, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:

1. Optimalisasi elemen perusahaan
Sebagai komponen penjaga nilai kearifan lokal, PT. Pos Indonesia harus mampu menerapkan prinsip gotong royong kedalam setiap elemen perusahaannya.
2. Hubungan kerja sama dengan pemerintah

Peran pemerintah juga sama, yaitu sebagai pemeran dalam penggerak terlaksananya gotong royong di masyarakat. Maka dari itu hubungan kerja sama antara PT. Pos Indonesia dengan pemerintah harus berjalan dengan baik. Sebagai parameter hubungan baik ini dapat diwujudkan dengan adanya dukungan moril dari pemerintah mengenai pentingnya peran pos sebagi pelayan masyarakat. Juga dukungan finansial berupa kompensasi Public Service Obligation (PSO) yang wajar jumlahnya disesuaikan dengan biaya opersional yang PT. Pos Indonesia perlukan.

3. Hubungan kerja sama dengan pihak luar
Sebanyak 3700 kantor pos online disediakan PT. Pos yang lokasinya menjangkau daerah-daerah terpencil di Indonesia. Jaringan luas ini menjadi potensi besar. Potensi ini tidak hanya dapat dimanfaatkan secara sepihak untuk kepentingan PT. Pos Indonesia saja, akan tetapi potensi ini dapat dikembangkan bersama untuk membentuk bangsa Indonesia yang kaya akan informasi berlandaskan kearifan lokal bangsa. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, pihak Pos dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti komunitas ahli informatika, bank, dan lembaga-lembaga lainnya.

4. Hubungan dengan masyarakat
Untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, PT. Pos Indonesia dapat memberikan pelayanan yang ramah. Hal ini ditujukan agar masyarakat semakin dekat dengan layanan jasa pos. Selain itu Pos juga harus memberikan informasi yang luas dan terbuka mengenai program penyediaan produk-produk baru, karena sejauh ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui berbagai layanan yang PT. Pos Indonesia sediakan.
Hemat penulis bahwa nilai kearifan lokal yang Indonesia miliki harus diterapkan kembali dalam kehidupan sehari-hari. PT. Pos Indonesia sebagai fasilitator yang berpotensi mampu menjaga nilai kearifan lokal harus didukung oleh masyarakat dan pemerintah karena menjunjung tinggi kearifan lokal bangsa merupakan tanggung jawab bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar